MAN 1 Konawe Bantah Lakukan Pungli,  Nyuheri : Sumbangan Komite Sudah Disepakati Wali Siswa

  • Bagikan
Nyuheri Slamet, Kepala MAN 1 Konawe, Saat ditemui di ruang kerjanya.

AKTAWONUA.COM, Konawe – Pihak Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Konawe membantah melakukan pungutan liar (pungli) kepada siswanya. Menurut pihak sekolah biaya sebesar Rp 752 ribu per tahun tersebut merupakan sumbangan komite. Biaya itu pun juga sudah dibahas dengan komite yang dihadiri oleh orang tua siswa.

Kepala MAN 1 Konawe, Nyuheri Slamet mengatakan, besaran sumbangan komite merupakan kesepakatan bersama antara orang tua siswa dan pihak komite sekolah.

Kata dia, sumbangan komite ini telah berlangsung lama. Pemanfaatan sumbangan ini pun dialokasikan untuk membiayai program-program sekolah yang tidak bisa dibiayai oleh bantuan operasional sekolah (BOS).

Penetapan program komite ini juga dilakukan melalui konsultasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Dia tidak memungkiri pada akhir semester lalu, Ketua Komite MAN 1 Konawe meminta rencana program sekolah yang akan dituangkan dalam program komite.

Dari permintaan itulah, pihak sekolah kemudian menginventarisir program fisik maupun nonfisik yang akan diajukan kepada komite sekolah.

Ia menegaskan, pada saat rapat komite, para orang tua siswa menyepakati besaran sumbangan komite sebesar Rp752 ribu per siswa setahun.

Sumbangan ini pun tidak dikenakan kepada seluruh siswa. Sebab ada sejumlah kriteria pengecualian seperti siswa yang memiliki saudara di sekolah ini, yatim piatu, serta berasal dari keluarga tidak mampu.

“Ada 440 siswa di sekolah ini dan 40 orang di antaranya tergolong tidak memberikan sumbangan komite karena memiliki saudara di sekolah ini, orang tuanya tak mampu dan yatim piatu,” jelasnya.

Nyuheri juga menuturkan, dari 400 siswa lainnya di sekolah ini , ada juga yang tidak turut menyumbang komite pada akhir semester lagi. Hal ini terjadi seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

“Ada puluhan siswa tidak menyelesaikan sumbangan komitenya tapi kami dari pihak sekolah tidak pernah menyampaikan kepada orang tua bahwa anaknya tidak boleh masuk belajar, tak boleh ikut ujian, tidak pernah seperti itu,” tegas Nyuheri.

Menurut dia pembayaran sumbangan komite itu bisa dicicil dua kali yakni semester ganjil dan genap. Selain itu, sistem pembayaran sumbangan komite juga dilakukan secara fleksibel sesuai kemampuan ekonomi para siswa.

Terkait adanya orang tua siswa yang membayar dengan cara transfer bank ke rekening pribadi guru sekolah, Nyuheri menjelaskan, jika saat ini pihak komite sekolah belum memiliki rekening tersendiri.

Orang tua siswa yang membayar dengan cara transfer itu juga dalam kondisi sedang tugas di luar daerah sehingga menitipkan sumbangan tersebut kepada guru di sekolah itu.

Mengenai adanya sorotan sumbangan komite ini, Nyuheri mengaku sudah berkoordinasi dengan komite. Ia pun meminta kepada pihak komite sekolah untuk kembali mengundang orang tua siswa untuk membahas kembali program program komite yang telah dicanangkan.

“Kalau program itu mau ditinjau, silakan. Karena program itu belum berjalan semua. Dan sekali lagi, program-program (yang akan dibiayai melalui sumbangan komite) ini sebelumnya sudah disepakati oleh orang tua siswa,” tegasnya. (***)

Penulis: Tim RedaksiEditor: Redaktur Pelaksana
  • Bagikan