KNPI Konawe Desak Panita Nasional Evaluasi Seleksi Paskibraka di Sultra

  • Bagikan
Sekretaris KNPI Konawe, Refaldi Ferdiand

AKTAWONUA.COM, Konawe – Batalnya siswa SMA 1 Unaaha Kabupaten Konawe Doni Amansah mewakili Sultra menjadi

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional menuai reaksi dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Konawe.

Sekretaris KNPI Konawe, Refaldi Ferdiand mengatakan masalah ini akan menjadi preseden buruk bagi panitia dan akan merugikan pelajar yang punya keinginan serta kemampuan untuk mengikuti seleksi Paskibraka Nasional di tahun-tahun mendatang.

Selaku organisasi pemuda, KNPI Konawe sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak panitia tingkat Provinsi Sultra.

Seleksi seperti ini, katanya, harus objektif dan selektif agar peserta yang terpilih bisa menjadi representasi Sultra di tingkat nasional. “Jika tidak (obyektif) ini akan menjadi bahaya. Semoga saja yang dipilih benar-benar punya kemampuan. Kalau tidak kan bisa memalukan nama daerah di tingkat nasional,” jelasnya.

Ia meminta kepada panitia agar terbuka ke publik mengenai seleksi Paskibraka tingkat nasional. “Kami juga meminta panitia membuka semua hasil penilaian agar masyarakat tahu dan pelajar se-Sultra tidak pesimis untuk mengikuti setiap kegiatan (serupa), dan kami meminta panitia nasional untuk segera mengevalusi hasil tersebut,” bebernya.

Siswa SMA 1 Unaaha Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Doni Amansah sebelumnya mengaku kecewa karena tak menjadi wakil Sultra pada Paskibraka Nasional 17 Agustus mendatang.

Padahal sebelumnya, ia sudah didaulat untuk mewakili Sultra sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional.

Namuh di tengah perjalanan, ia tak diberangkatkan ke Jakarta setelah Pemerintah Provinsi Sultra menunjuk dua peserta asal Baubau menjadi wakil Sultra pada Paskibraka Nasional.

Doni bercerita kalau dirinya sudah sempat diumumkan lolos Paskibaraka ke tingkat nasional. Waktu itu, panitia provinsi mengumpulkan mereka di sebuah ruangan yang dihadiri banyak peserta.

“Di situ namaku disebutkan bahwa saya lolos ke tingkat nasional bersama satu siswi lainnya (asal Baubau). Dan ada dua juga sebagai cadangan,” akunya.

Dirinya pun sudah sempat mengikuti pembekalan selama berhari-hari. Usai pembekalan tersebut, dirinya kaget karena yang berangkat ke Jakarta mewakili Sultra bukanlah dirinya.
(***)

Penulis: Tim Redaksi Editor: Redaktur Pelaksana
  • Bagikan